Kebohongan / Dusta Kita

Dalam pergaulan sehari-hari, entah itu dengan orang tua, saudara, teman ataupun orang yang belum dikenal sekalipun, kita terkadang tak lepas dari khilaf, termasuk salah satunya melakukan kebohongan. Hal itu dilakukan mungkin bisa dikarenakan terpaksa ataupun tidak dan tersadar ataupun tidak.

Apa Anda ingat, kapan pertama kali melakukan kebohongan? Maaf, bukan bermaksud mengingat-ingat kelamnya masa lalu atau menceritakan aib diri sendiri. Yang aq ingat, pertama kali aq melakukan kebohongan justru terhadap ibuku sendiri. Semoga Allah memaafkan segala khilaf yang dilakukan dan memberikan rahmat serta kasih sayangNya selalu untuk ibuku tercinta. Saat itu ibu menyuruhku pergi kewarung untuk membeli sesuatu. Aq kembali dengan barang yang disuruh oleh ibu. Aq serahkan semua belanjaan beserta kembalian yang telah terlebih dulu uangnya sedikit aq sisihkan, sekedar untuk membeli roti (klo gak salah). Semuanya aq lakukan tanpa sepengetahuan ibu karena sebelumnya aq sudah membeli barang yang lain, tapi aq maunya lebih. Ibu termasuk jeli terhadap harga barang belanjaan. Tiap harga satuan barang beliau ketahui dengan baik. Kalaupun ada yang berubah beliau tanya kembali harga satuannya. Jadi beliau tahu jelas ada ketidakcocokan antara uang yang dihabiskan untuk belanja dengan kembaliannya. Yah…ketahuan dah. Karena merasa bersalah, terpaksa akhirnya aq mengaku. Kuserahkan uang kembalian yang rencananya akan aq korupsi. Lantas saja ibu marah. Beliau tidak suka aq berbohong. Lebih baik bilang klo memang mau beli yang lain. Sekalinya orang berbohong, seterusnya orang gak akan percaya sama orang bohong. Kata2 itu yang begitu jelas kuingat sampai sekarang. Aq langsung minta maaf. Dan berjanji tidak akan mengulanginya lagi. Akhirnya ibu memaafkanku dan memberikan uang yang niat semulanya akan aq korupsi. Kelanjutan dari cerita ini aq lupa. Aq beli barang yang ingin aq beli atau aq kembalikan uang itu ya??? Yah, itulah sekilas tentang masa laluku yang menjadi awal pembelajaran untukku betapa tidak mengenakkan dimarahi karena melakukan kebohongan. Dan mungkin, Anda punya satu lagi kisah kebohongan yang sedang terbersit dibenak Anda saat ini??? Silahkan berselancar untuk mengingat-ingat.

Hakikatnya tidak ada manusia yang ingin melakukan perbuatan dosa termasuk melakukan kebohongan/dusta. Pastinya hal ini dapat membuat sipelaku merasakan beban yang sangat tidak mengenakkan didadanya. Dari satu kebohongan, untuk menutupi kebohongan itu sendiri, akan bermunculan berbagai kebohongan yang lain. Dan apabila satu kali diketahui melakukan kebohongan, kebanyakan orang akan trauma dan akan sulit sekali untuk kembali percaya.

Dengan semakin pintarnya manusia, teknologi semakin canggih, namun tak lantas menjadikan kebohongan terdeteksi dengan baik. Justru kebohongan tak luput mengikuti zamannya. Kebohongan sekarang semakin terbungkus rapih, semakin beragam dengan bentuk kamuflase yang semakin halus. Dengan kepintaran mereka pula fakta nyata diputar balikkan, yang benar menjadi salah, yang salah menjadi benar. Saksikan pula bagaimana berprestasinya negara kita lantaran korupsi sehingga semakin menghancurkan negeri ini. Perceraian rumah tangga pun semakin marak karena ada dusta yang terselip diantara keduanya. Tentu masih banyak lagi serial kebohongan dengan berbagai pelakon yang menghiasi latar ini. Karena mungkin digemari, maka episode kebohongan ini akan terus berputar entah sampai kapan.

Banyak macam kebohongan yang dilakukan manusia. Berbagai alasan tidak jauh dari perihal pencapaian status keduniawian. Karena memang sifat dasar manusia lebih tidak bersukur atas apa yang telah diterimanya, selalu saja merasa kurang. Sedikit mengurai segala jenis kebohongan yang ada.

Kebohongan karena berharap pengakuan. Diakui sebagai orang kaya, berkelas, cantik, pinter dan lain sebagainya. Semua dilakukan karena pada kenyataanya keadaan sebenarnya tidaklah demikian. Para ulama salaf berkata, semakin panjang angan-angan seseorang untuk menguasai dunia, makin rusaklah amalan2nya. Jadi dengan memanjangkan angan-angan itu, seseorang akan semakin lupa dengan taubat, Ia semakin jauh dari mengingat mati, malas berbuat amal shaleh. Hal itu terjadi karena Ia telah bersenang-senang dengan syahwat/keinginan dan sampailah Ia ditemui hari kerusakannya

Kebohongan karena berharap kebebasan. Ini terjadi pada mereka yang terbelit masalah persidangan dan terancam kurungan. Dia akan berbohong dengan segala cara mengurai alibi bohong untuk terbebas dari ancaman itu. Meyakinkan pengacara, pak hakim dan pak jaksa kapan saya akan disidang, sudah lima bulan mendekam belum juga ada panggilan (hayyah jadi nyanyi dangdut!!!).

Kebohongan karena berharap kekayaan. Ini terjadi pada mereka yang hobinya menimbun kekayaan. Mereka tak sadar bahwa Allah hanya memberikan satu mulut dan satu perut untuknya. Contoh paling kecil seperti yang aq ceritakan sedkit diatas. Itu hal yang kecilnya. Coba bayangkan untuk kolong melarat di INA yang melakukan hal ini dari Mengeruk segala kekayaan negara demi kepentingan sendiri. Andai orang2 seperti mereka dimusnahkan dari bumi pertiwi Indonesia, bisa jadi saat ini negara kita adalah bangsa yang terbesar, terkaya dan terhebat didunia. Wuih…

Kebohongan terhadap waktu. Mungkin kita sering menganggapnya sepele. Apalagi sebagian besar orang INA yang sudah pakem disebut jam karet. Cukup dengan hanya kata maaf untuk dijadikan senjata ampuh pada seseorang atas kemanjaan kita terhadap waktu. Tanpa sadar kita telah mendzoliminya dengan memangkas waktu yang sudah dipersiapakannya untuk yang lain. Belum lagi kemanjaan yang dilakukan pada diri sendiri. Justru akan berakibat fatal pada masa depan kita yang diangankan gemilang. Jika mengingat dengan kewajiban yang harus dilakukan, tak ayal petasan berbunyi “tar tar entar !!!” atau membunyikan kilahan lain ”abis ini deh…bener abis ini”. Padahal Allah telah mengingatkan dalam surat ( Al Asr : 1-3 ) ”Demi waktu, Sungguh manusia dalam kerugian, Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan serta saling menasehati untuk kebenaran dan saling menasehati untuk kesabaran”. Seperti yang diingatkan pula oleh Raihan dalam lagunya mengenai 5 perkara sebelum 5 perkara lain, yaitu: Sehat sebelum sakit, Muda sebelum tua, Kaya sebelum miskin, Lapang sebelum sempit, Hidup sebelum mati. Semoga kita bukan tergolong orang yang merugi karena telah menyiakan waktu yang diberikan.

Allah SWT begitu sayang terhadap hamba2Nya. Untuk itu Allah SWT memperingatkan kepada manusia yang beriman perkataan yang benar untuk mengikuti perintah takwa, “Hai orang-orang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah dan katakanlah perkataan yang benar. Niscaya Allah memperbaiki amal-amalanmu dan mengampuni bagimu dosa-dosamu. Dan barang siapa mentaati Allah dan RasulNya, maka sesungguhnya ia telah mendapat kemenangan yang besar”. (Al-Ahzab : 70 & 71 ). Klo Allah SWT mengatakan demikan, tentulah banyak makna yang bisa dirasakan oleh setiap manusia dari sikap kejujuran tersebut.

Rasulullahpun berkenaan memperjelas dengan haditsnya “Hendaklah kamu selalu berada pada siklus kejujuran, karena sesungguhnya kejujuran itu membawa kamu kepada kebaikan dan kebaikan itu sendiri akan mengantarkan kepada surga. Jauhilah oleh kamu (Jangan sekali-kali kamu dekati) dusta sesungguhnya dusta itu membawa kamu kepada kerusakan dan sesungguhnya kerusakan itu akan mengantarkan kamu kepada neraka”.

Dalam riwayat lain Rasulullah tidak mengakui orang yang berbohong itu sebagai seorang muslim. Seorang sahabat pernah bertanya kepada Rasul, “mungkinkah seorang mukmin itu menjadi pengecut?” Rasulullah mengatakan, “Ya, mungkin”. Lalu sahabat tersebut bertanya kembali, “mungkinkah seorang muslim itu bakhil?” “Ya” Jawab Rasul. Lalu, “mungkinkah seorang muslim itu pendusta?“ Rasul dengan tegas menjawab, “Tidak ! karena dusta tidak bersatu dengan iman”. Serius sekali bukan. Kita tidak akan diakui sebagai orang Islam karena kebohongan yang diperbuat. Karena Islam itu sendiri berlandaskan pada kebenaran. Kebenaran yang hakiki yaitu mengakui adanya Allah ta’ala sebagai Tuhan yang kita sembah.

Walau dunia ini tak akan pernah terhapus dari kebohongan, karena rangkaian cerita kebohongan sudah berlangsung sejak zaman nabi Adam berada disurga, mungkin sampai akhir zaman. Setidaknya kita selalu BERUSAHA untuk tidak menjadi bagian dari pelaku kebohongan yang dapat merugikan orang lain dan akan kembali kediri kita sendiri. Mulailah dari sekarang untuk selalu mencegah kebohongan untuk mencapai predikat kesejatian seorang muslim. Yuk kita sama2 memulainya !!! Untuk memulainya bisa dengan menggunakan rumus 3M. Mulai dari diri sendiri, mulai dari hal yang kecil, dan mulai saat ini juga.

Mulai sekarang… Tidak ada dusta diantara kita. Okeh 3x 😉

/*dilansir dari berbagai sumber*/

Leave a comment